Aspal Hasil Destilasi, Kenali Jenisnya!
Aspal hasil destilasi merupakan salah satu jenis aspal yang melalui suatu proses penyulingan minyak mentah, sehingga berbagai fraksi terpisahkan dari minyak mentah tersebut.

Destilasi sendiri merupakan kata lain dari penyulingan yaitu suatu metode buat pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan. Dengan kata lain, aspal hasil destilasi adalah aspal buatan.
Proses ini biasanya disertai dengan kenaikan temperatur pemanasan minyak bumi. Dan pada setiap temperatur tertentu, akan menghasilkan beberapa jenis produk aspal yang berbasis minyak.
Jenis-Jenis Aspal Hasil Destilasi
Setidaknya ada 3 jenis produk yang dihasilkan dari proses destilasi, di antaranya:
1. Aspal Keras
Aspal keras adalah suatu produk aspal hasil destilasi, di mana merupakan residu yang tersisa dari proses destilasi sederhana yang memisahkan fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi. Dalam prosesnya, aspal jenis ini baru akan dihasilkan melalui proses destilasi hampa pada temperatur sekitar 480 derajat celcius.

Tentunya, temperatur ini bervariasi, tergantung dari sumber minyak mentah yang disuling, maupun tingkat aspal keras yang akan dihasilkan. Agar menghasilkan jenis aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, harus ada penanganan sedemikian rupa hingga bisa mengontrol sifat-sifat aspal yang dihasilkan.
Salah satu hal yang sering dilakukan adalah mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum adanya proses destilasi.
Selain itu, ada pula cara yang sering dilakukan untuk mendapatkan jenis produk aspal keras dengan viskositas menengah. Yaitu dengan mencampur beberapa jenis aspal keras dengan proporsi tertentu, misal aspal keras yang encer dicampur dengan aspal yang kurang encer, sehingga tercipta aspal dengan jenis viskositas menengah.
Bukan hanya melalui proses destilasi hampa yang mana aspal keras dihasilkan dari minyak mentah yang melalui proses pemanasan dan penghampaan. Aspal keras juga bisa dihasilkan melalui proses ekstraksi zat larut.
Pada proses tersebut, fraksi minyak yang berupa bensin, solar dan minyak tanah, yang terkandung dalam minyak mentah (crude oil) dikeluarkan, sehingga meninggalkan aspal sebagai residu.
2. Aspal Cair Atau Cutback Asphalt
Aspal cair adalah jenis produk aspal yang dihasilkan dari cara melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut yang berbasis minyak. Adapun aspal jenis ini, bisa juga dihasilkan secara langsung melalui proses destilasi.

Adapun caranya adalah, ketika proses destilasi, fraksi ringan minyak yang terkandung minyak mentah, tidak seluruh dikeluarkan.
Untuk menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan, ditentukan dengan pemilihan minyak berdasarkan kecepatan penguapannya yang digunakan sebagai pelarut. Atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu.
Dari hal tersebut tercipta beberapa jenis aspal cair, di antaranya:
a. Aspal cair cepat mantap (RC / Rapid Curing) yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya cepat menguap. Biasanya dipakai zat pelarut bensin.
b. Aspal cair mantap sedang (MC / Medium Curing) yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap, contoh menggunakan pelarut minyak tanah.
c. Aspal cair lambat mantap (SC / Slow Curing) yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya lambat menguap, contohnya dengan menggunakan pelarut solar.
Hampir sama dengan jenis produk aspal keras, aspal cair pun punya tingkat kekentalan yang sangat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarutnya, khususnya yang digunakan pada aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut.
Misal, aspal cair jenis MC-800, berarti mempunyai nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200.
Adapun kegunaan dari aspal cair ini adalah digunakan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal, maupun sebagai lapis resap pengikat (prime coat) atau lapis perekat (tack coat).
Dan biasanya, di dalam penggunaannya, dibutuhkan pemanasan agar bisa menurunkan tingkat kekentalan aspal tersebut.
3. Aspal Hasil Destilasi, Aspal Emulsi
Aspal emulsi merupakan jenis produk aspal yang dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada prosesnya, partikel-partikel yang terkandung dalam aspal keras dipisahkan serta didispersikan di dalam air yang mengandung emulsifier atau emulgator.

Partikel aspal yang mengalami dispersi ini berukuran sangat kecil, bahkan sebagian besar berukuran koloid.
Adapun jenis dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis emulsifer yang digunakan. Dari muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, menghasilkan beberapa aspal emulsi, di antaranya:
- Aspal emulsi anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
- Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif.
- Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yang tidak berion (netral).
Kesimpulan dan Penutup
Aspal hasil destilasi merupakan produk yang dihasilkan melalui proses penyulingan minyak mentah dengan metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen dalam minyak. Proses ini menghasilkan tiga jenis utama aspal, yaitu aspal keras, aspal cair (cutback asphalt), dan aspal emulsi, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaan yang berbeda.
Aspal keras diperoleh melalui destilasi hampa dan memiliki viskositas yang dapat dikontrol dengan pencampuran berbagai jenis minyak mentah. Aspal cair dibuat dengan melarutkan aspal keras dalam pelarut berbasis minyak dan diklasifikasikan berdasarkan kecepatan penguapannya. Sementara itu, aspal emulsi diperoleh melalui proses pengemulsian, yang membuat partikel aspal terdispersi dalam air dengan bantuan emulsifier.
Dengan memahami perbedaan dan karakteristik masing-masing jenis aspal hasil destilasi, penggunaannya dalam industri konstruksi jalan dan infrastruktur dapat lebih dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan teknis dan kondisi lingkungan.
Elweel, 15-02-2025
Sumber : Buku petunjuk umum Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas