Haerulla dan Nampah, Inovasi Mengubah Sampah Jadi Tabungan Dari Sulawesi Tenggara
Haerulla dan Nampah adalah gambaran sosok dengan kreatifitas teknologi yang positif untuk masa depan lingkungan di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Berkat pemikiran inovatifnya, masalah sampah di daerahnya mulai teratasi dengan baik, bahkan lebih. Karena bukan hanya menyumbang kebersihan lingkungan, tapi juga mengubah mindset masyarakat. Dari yang awalnya buang sampah sembarangan, menjadi nabung sampah setiap hari.
Masalah Sampah Di Sulawesi Tenggara
Masalah sampah memang sudah menjadi momok yang menyedihkan di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2021, jumlah produksi sampah perharinya bahkan mencapai 51 Ton.

Sampah ini terdiri dari 33,48 % yang berasal dari sampah pemukiman warga, dan 18,03% berasal dari nonpemukiman.
Banyaknya jumlah sampah tersebut, ditampung di 30 tempat penampungan sampah sementara (data BPS tahun 2023). Terbayangkan bagaimana penuhnya TPS sementara tersebut menampung puluhan ton sampah harian.
Alhasil sampah-sampah berserakan dengan bau tidak sedap mengganggu lingkungan, dan hal ini juga dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. Ditambah lagi dengan budaya masyarakat yang membuang sampah sembarangan, sehingga bukan hanya di TPS sementara, bahkan sampah-sampah memenuhi di setiap sudut wilayah.
Baca Juga : Festival Kuliner UMKM Kota Baubau 2025
Mengenal Haerulla, Sosok Dibalik Lahirnya Aplikasi Nampah
Permasalahan sampah tersebut ternyata mengganggu pikiran Haerulla, seorang pemuda dari Kolaka. Dia khawatir dengan keberadaan sampah yang jika dibiarkan akan merugikan masyarakat sendiri.

Apalagi banyak sampah plastik yang dibuang begitu saja, terutama di pesisir dan laut. Hal ini tentunya bisa mengganggu ekosistem laut.
Sampah plastik sangat berbahaya bagi ekosistem di laut. Berdasarkan hasil penelitian, plastik merupakan penyumbang utama rusaknya ekosistem laut. Potongan plastik mikro yang ditelan hewan-hewan laut dapat menyebabkan rantai makanan terganggu, yang berujung pada manusia.
Dari keresahan tersebut terciptalah ide solusi yang nyata, dimulai dengan mengajak salah satu temannya, Faizal yang kala itu masih berstatus sama-sama mahasiswa. Bersama-sama mereka kemudian mencari solusi dari penanganan sampah yang ada.
Dengan pengetahuan Faizal yang kuliah di jurusan komputer, lalu dikolaborasikan dengan konsep pengelolaan sampah oleh Haerulla. Pada akhirnya terciptalah sebuah inovasi berwujud aplikasi untuk pengelolaan sampah.
Demikianlah awal mula lahirnya aplikasi Nampah.
Baca juga : Sukseskan Budidaya Tiram di Kendari
Nampah, Aplikasi Menabung Sampah untuk Masa Depan

Nampah adalah aplikasi menabung sampah yang bisa digunakan oleh semua masyarakat.
Dengan konsep yang sederhana, dan diaplikasikan secara digital, ide dikembangkan Haerulla dan timnya. Sehingga dapat menyumbang aksi nyata tentang penanganan sampah di Kolaka.
Masyarakat sekarang bisa dengan mudah memilah sampah yang ada di rumah masing-masing. Kemudian dengan aplikasi Nampah mereka menunggu jemputan untuk ditukarkan menjadi saldo uang digital berdasarkan jenis sampahnya.
Haerulla mengubah sampah menjadi pundi-pundi yang tentunya hal ini bisa melatih masyarakat untuk peduli penanganan sampah secara benar. Karena setiap jenis sampah punya nilai ekonomis.
Ada sampah plastik yang dihargai Rp1.000/kg, minyak jelantah Rp2.500/kg, alumunium Rp6.500/kg dan styrofoam Rp 8.000/kg.
Sampah-sampah tersebut akan dijemput lalu ditimbang, kemudian nilai sampah akan masuk ke saldo di aplikasi. Dan nasabah bisa mencairkannya kapan saja.
Bagi Haerulla, aplikasi Nampah bukan sekadar transaksi sampah dan uang. Namun lebih dari itu, aplikasi ini juga menjadi sebuah gerakan sosial. Dia Ingin menanamkan kepedulian masyarakat akan lingkungannya melalui cara yang menyenangkan dan mudah diterapkan masyarakat.
Seiring waktu, aplikasi Nampah semakin terkenal dan telah diunduh hingga ribuan kali. Ada sekitar ratusan nasabah aktif, ditambah mitra kerja, sehingga tercatat lebih dari ribuan transaksi.
Haerulla juga mengusung misi besar memperkenalkan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle melalui aplikasi Nampah. Karena sampah yang terkumpul tak semata dijual, tapi didaur ulang menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Salah satu contohnya dibuat beanbag dari limbah plastik.
Dalam aplikasi ini juga ada program Sedekah Sampah, di mana bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Kolaka. Program ini mengajarkan anak-anak untuk ikut peduli penanganan sampah dengan benar. Salah satunya mereka diminta untuk membawa sampah terpilah dari rumah, yang bisa ditukar dengan tabungan. Dengan demikian, kesadaran mengelola sampah tertanam sejak dini.
Dari aplikasi Nampah, inovasi Haerulla terus tumbuh menjadi luas. Salah satunya membuat perusahaan besar ikut terlibat. Seperti PT ANTAM Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka yang ikut serta dengan Nampah melalui program Momahe (MengelOla saMpah agar bernilAi Ekonomi).
Program Momahe ini dilakukan di Kelurahan Pomalaa dengan melibatkan Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling). Dengan beranggotakan ibu-ibu PKK dan anggota Persatuan Wanita Aneka Tambang (PWAT).
Ibu-ibu tersebut dilatih untuk dapat mengelola sampah dengan benar. Sehingga bisa mengubah sampah menjadi nilai jual ekonomis dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Sebuah inovasi luar biasa dari pemuda sederhana untuk kemajuan daerahnya, di Kolaka. Membawa Haerulla mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya pada skala nasional, dedikasinya melalui aplikasi Nampah membawanya mendapatkan penghargaan Astra SATU Indonesia Award 2024 untuk kategori Program Teknologi Terbaik.
Penghargaan SATU Indonesia Awards dari ASTRA diberikan kepada individu atau kelompok muda yang berdedikasi membawa perubahan positif bagi masyarakat di berbagai bidang seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan teknologi.
Haerulla telah membuktikan bahwa kepedulian kecil bisa tumbuh menjadi gerakan besar ketika disertai inovasi dan ketulusan. Melalui aplikasi Nampah, ia tidak hanya membantu mengatasi tumpukan sampah di Kolaka, tapi juga menanamkan kesadaran baru, bahwa setiap orang punya peran dalam menjaga bumi. Dari sebuah keresahan sederhana, lahirlah perubahan nyata yang memberi dampak luas bagi masyarakat dan lingkungan.
Kisah Haerulla menjadi bukti bahwa kemajuan teknologi tidak selalu lahir dari kota besar, tapi bisa tumbuh dari tangan anak muda daerah yang mau berpikir, beraksi, dan berbuat untuk masa depan yang lebih hijau.
#APA2025-PLM
Sumber Referensi:
- website nampah.com
- IG @nampah_official
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/24/nabung-sampah-nampah-perpaduan-antara-teknologi-digital-dan-kepedulian-lingkungan