Haroana Andala Bone-Bone, Tradisi Lestari Menyambut HUT Kota Baubau
Haroana Andala Bone-Bone dirayakan dengan meriah hari ini, Minggu 12 Oktober 2025. Dihadiri oleh Walikota Baubau, H Yusran Fahim, SE beserta jajarannya, acara ini berlangsung lancar di lokasi, rumah singgah nelayan, Pantai Morikana Kelurahan Bone-Bone.

Sudah menjadi acara rutin yang dilakukan setiap tahunnya, khususnya untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Baubau. Acara ini juga merupakan tradisi turun temurun dari warga setempat.
Baca Juga : Kepedulian Pemerintah Buton Atas Musibah Kebakaran Warganya
Disebut juga dengan acara Haroana Baubau, acara ini juga dijadikan suatu momentum yang tepat untuk salah satu upaya bersama menjaga dan melestarikan warisan budaya turun-temurun dengan ritual yang dilakukan.

Bukan hanya itu, acara Haroana Andala Bone-Bone ini menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat kota Baubau, khususnya. Karena kegiatan tahunan di Kelurahan Bone-Bone ini punya nilai budaya yang harus dilestarikan secara kontinyu agar bisa menjadi aset wisata budaya Kota Baubau.

Adapun rangkaian upacara adat Haroana Andala Bone-Bone ini diselenggarakan untuk menolak bala. Dan juga menjadi ucapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan sang Pencipta Tuhan Yang Maha kuasa.
”Semoga ke depannya, apa yang diharapkan bisa kita dapatkan, khususnya bagi masyarakat yang punya profesi sebagai nelayan” Ujar Wali Kota.
Selain itu, beliau berharap agar pelestarian budaya Haroana Andala bisa jadi bagian identitas bahkan martabat daerah Kota Baubau. Karenanya, diharapkan agar generasi muda bisa turut serta melestarikan dan menjaga warisan budaya ini. Agar tidak punah di tengah kemajuan teknologi saat ini
Baca juga : Nasi Kuning Mama Yuli Terenak di Baubau
Acara ini di mulai dengan pembacaan doa oleh para tokoh adat dan tokoh agama kelurahan Bone-Bone. Setelahnya, beberapa warga kemudian mulai mengangkat rakit bambu, yang berisikan sesajen berbagai aneka makanan.

Adapun makanannya berupa nasi, berbagai lauk, kue-kue, pisang dan lainnya yang dimuat di atas sebuah rakit. Kemudian rakit tersebut dibawa ke tengah lautan untuk dilarung.

Setelahnya, warga kemudian melaksanakan acara kande-kandea (makan-makan) di tepi Pantai Morikana.
