Rincian Pengeluaran Bulanan Rumah Tangga Masuk Akal dan Contohnya
Rincian pengeluaran bulanan rumah tangga seharusnya disusun berdasarkan kebutuhan utama setiap bulannya, dari masing-masing keluarga.
Jadi, nggak bisa disamakan dengan keluarga lainnya, even yang pemasukannya sama, dengan orang yang sama.
Btw, ini adalah opini dan pengalaman pribadi saya ya. Bukan sebagai pakar financial, tapi dari pengalaman menyusun cash flow pengeluaran bulanan keluarga saya.
Ilmunya sih dari pengalaman kerja kantoran dulu, kebetulan ketika kerja dulu, saya juga bertugas sebagai penyusun rencana anggaran pelaksanaan proyek. Sekaligus sebagai cost control yang mengontrol dan menganalisa cash flow pelaksanaan proyek.
Tidak disangka ya, semua ilmu-ilmu yang sering saya pakai ketika bekerja, bisa diterapkan kembali setelah menjadi ibu rumah tangga.
Salah satunya menyusun cash flow anggaran belanja rumah tangga. Miriplah dengan anggaran pelaksanaan proyek konstruksi.
Bedanya, kalau di proyek, rinciannya banyak banget, tapi dananya juga banyak sih.
Nah, untuk rumah tangga sih, jujur ternyata banyak juga, mana anggarannya super terbatas, nangis dah, hiks.
Prinsip Menyusun Rincian Pengeluaran Bulanan Rumah Tangga Sederhana yang Masuk Akal
Berbeda dengan prinsip para pakar financial yang selalu sibuk meneriakan tentang tabungan dan dana darurat yang diutamakan ketika menyusun cash flow rumah tangga.
Kalau saya malah lebih fokus ke rincian pengeluaran sampai se detail mungkin. Nggak mau pusing dulu dengan nabung dan dana darurat itu.
Loh, salah ini mah, sesat nih ajaran si Rey ini!
Enggak ya, cuman ini emang anggaran rumah tangga yang pemasukannya tidak sebanyak dan se stabil para pakar itu, hehehe.
Prinsip saya dalam menyusun anggaran rumah tangga adalah, untuk mengetahui pos mana sih yang boros?. Pos mana yang bisa dikurangi, dan berapa sebenarnya kekurangan pemasukan yang harus dipenuhi setiap bulannya.
Ini penting banget, khususnya bagi rumah tangga yang keuangannya masih seret kayak kami. Boro-boro mikirin tabungan, dana darurat dan investasi. Yang penting cukup sampai akhir bulan, dan ‘say no to berhutang’ dulu dah targetnya.
Dengan prinsip demikian, rencana cash flow yang telah disusun akan lebih bermanfaat. Ketimbang susah payah bikin rincian pengeluaran, eh ujung-ujungnya malah bikin stres. Atau jadinya menganut frugal living, tapi menyebalkan banget karena jadi beban orang lain.
Cara Menyusun Rincian Pengeluaran Bulanan Rumah Tangga Sederhana
Alih-alih mengikuti contoh-contoh yang beredar pada beberapa artikel di google, atau mungkin nanya chatGPT. Mending bikin rinciannya berdasarkan kebutuhan rumah tangga sendiri, seperti ini:
1. Catat dahulu semua pengeluaran bulanan rumah tangga selama 3 bulan terakhir
Hal pertama yang harus dilakukan ketika ingin menyusun rencana anggaran RT adalah, catatlah semua pengeluaran yang ada selama kurang lebih 3 bulan lamanya.
Kalau saya, pengeluaran sekecil apapun, kayak parkir, kasih pengamen, dan apapun itu, dicatat.
Agar lebih mudah, bisa pakai beberapa aplikasi pencatat keuangan yang ada di play store atau semacamnya. Seperti aplikasi ‘Catatan Keuangan‘ yang saya gunakan.
Enaknya pakai aplikasi itu, secara otomatis dia menunjukan total pengeluaran yang kita tulis, lengkap beserta pos-pos atau rinciannya.
Misal, kita bikin rincian keperluan makan. Kita bisa melihat total pengeluaran kita akan pos makan setiap hari. Jadi akan lebih mudah untuk dimasukan ke rincian yang akan dibikin nantinya.
2. Buat rincian pengeluaran bulanan rumah tangga berdasarkan catatan di atas
Setelah punya data pengeluaran rumah tangga selama kurang lebih 3 bulan, maka kita bisa mulai menyusun rencana cash flow tersebut.
Well, sebenarnya sebulan mencatat pengeluaran juga udah bisa kita bikin sih, kan udah nemu poin-poin pengeluaran yang ada.
Tapi saya yakin, nggak bakalan bisa dijalankan dengan baik, karena pasti ada pengeluaran-pengeluaran yang terlupakan.
Adapun rincian pengeluaran tersebut, bisa dibikin pada excell, lebih baik lagi bikinnya di google sheet. Jadi, bisa diakses kapanpun, melalui smartphone juga bisa.
Rincian tersebut bisa berupa:
- Biaya pengeluaran tetap
- Biaya makan
- Biaya transportasi
- Biaya pendidikan
- Biaya keperluan rumah tangga bulanan
- Biaya kesehatan
- Biaya hiburan dan jajan
- Dan lainnya, termasuk tabungan (jika duitnya ada), hehehe.
Rincian biaya tersebut merupakan pos pengeluaran utama, akan lebih baik jika di-breakdown lagi hingga ke item terkecil. Hal ini untuk memudahkan menganalisa, pengeluaran apa sih yang bisa dikurangi secara real, bukan cuman lihat angka doang.
Misal, biaya makan harus dipilah lagi:
- Belanja kebutuhan dapur di pasar, saya bahkan memilah lagi sampai item kecil: Beras, telur, ikan, ayam, sayur, tahu, tempe, bumbu. Ribet? awalnya doang sih, kalau disusun berdasarkan data pengeluaran rumah tangga sendiri mah, nggak ribet-ribet banget.
- Belanja kebutuhan dapur lainnya, seperti: gas, air minum, mie, dan lainnya.
- Biaya makan di luar.
- Biaya makan beli online.
Kok harus detail sih? biar gampang dianalisa dan dievaluasi, beibeh.
3. Analisa pos pengeluaran yang bisa dikurangi
Langkah selanjutnya adalah menganalisa rincian keuangan yang sudah disusun. Pos pengeluaran mana yang bisa dikurangi, atau diganti yang lebih murah.
Misal, biasanya saya beli ayam 3 kg seminggu, maka bisa saya ganti cukup 2 kg, dan kekurangannya bisa diganti lauk yang lebih murah, kayak tahu dan tempe. Dengan catatan, pastikan lauk tersebut bisa dimakan ya.
Percuma kan masak yang murah, tapi anak-anak nggak mau makan, akhirnya sakit. Niatnya mau hemat di makanan, eh malah ngorot di biaya kesehatan (dokter dan obat itu jauh lebih mahal dari makanan!).
Demikian juga dengan pos-pos pengeluaran yang lain. Bisa dianalisa dan dikurangi atau diganti dengan hal-hal yang masuk akal.
4. Fokus menambah penghasilan dengan target susunan rencana cash flow yang dibuat
Setelah dianalisa dan dibuat rincian pengeluaran yang lebih hemat tapi masuk akal. Maka kita akan mengetahui berapa sih total pengeluaran wajib kita setiap bulannya?.
Berikutnya kita akan tahu, berapa target utama yang harus kita capai dengan menambah penghasilan. Entah itu target buat dana darurat, atau target tabungan.
Kalau sudah ada nilai yang terlihat jelas, kita kan lebih semangat untuk menambah penghasilan.
Contoh Rincian Pengeluaran Bulanan Rumah Tangga yang Masuk Akal
Agar lebih di mengerti, berikut saya coba bagikan rincian pengeluaran bulanan yang detail dan bisa dicontek. POV ini adalah pengeluaran keluarga dengan dua anak yang berusia sekolah ya.
1. Biaya pengeluaran tetap
- Sewa Rumah atau cicilan KPR (kalau ada): Rp.____ (Meskipun sewa rumah tahunan misalnya, tetap dihitung bulanan, agar bisa jadi tabungan untuk dibayarkan ketika genap setahun mendatang)
- Cicilan kendaraan (kalau ada): Rp.____
- Listrik: Rp.____
- Air: Rp.____
- Internet/Telepon/Pulsa: Rp.____
- Asuransi (kalau ada): Rp.____
- Iuran kampung: Rp.____
2. Biaya makan
2.1. Biaya kebutuhan dapur di pasar: (itemnya mengikuti kebiasan masing-masing rumah tangga ya, termasuk jumlahnya juga)
- Beras 10 kg: Rp.____
- Telur 4 kg: Rp.____
- Ikan/seafood 4 kg: Rp.____
- Ayam 4 kg: Rp.____
- Tahu + tempe: Rp.____
- Sayuran: Rp.____
- Bumbu-bumbu masakan: Rp.____
2.2. Biaya kebutuhan dapur lainnya: (untuk item yang belinya bukan di pasar)
- Gas elpiji: Rp.____
- Air minum: Rp.____
- Mie instan: Rp.____
- Mie telur: Rp.____
- Kecap, saus dll: Rp.____
- Terigu: Rp.____
- Keju: Rp.____
- Penyedap rasa: Rp.____
- dan lain sebagainya.
2.3. Biaya makan di luar 4 kali sebulan : Rp.____
2.4. Biaya makan online 4 kali sebulan : Rp.____
2.5. Biaya beli buah : Rp.____
3. Biaya keperluan rumah tangga bulanan
- Sabun mandi: Rp.____
- Detergen: Rp.____
- Pasta gigi: Rp.____
- Sikat gigi: Rp.____
- Samphoo dan conditioner: Rp.____
- Cairan pel dan karbol: Rp.____
- Pelicin setrika: Rp.____
- Pewangi lemari: Rp.____
- dan lain sebagainya.
4. Biaya kesehatan
- Vitamin dewasa: Rp.____
- Vitamin anak: Rp.____
- Obat-obatan: Rp.____
- Biaya dokter: Rp.____ (jika sering ke dokter)
5. Biaya pendidikan
5.1 Biaya SPP anak
5.2 Biaya kegiatan anak
5.3 Biaya transport anak (jika berangkat sendiri)
5.4 Biaya keperluan sekolah anak
- Buku: Rp.____ (ini opsional, karena biasanya dibeli di awal tahun ajaran)
- Alat tulis: Rp.____
- Lain-lain: Rp.____
5.5 Biaya uang saku sekolah anak: Rp.____
5.6 Biaya lain-lain: Rp.____ (seperti infak, biaya komite, dll)
6. Biaya transportasi
- Biaya transport kendaraan umum: Rp.____
- Biaya BBM: Rp.____
- Biaya parkir: Rp.____ (iyaaaa, anggarkan juga, biar bisa dievaluasi penggunaan kendaraan pribadi)
7. Biaya hiburan dan jajan
- Biaya jajan untuk di rumah: Rp.____
- Biaya jajanan di luar: Rp.____
- Biaya jajanan minuman es: Rp.____ (iyaaa, anggarkan tersendiri juga, karena ternyata ini juga pengeluaran yang gede, apalagi kalau suka ke mall, liat chatime mampir, nangis dah kalau dicatat pengeluarannya, hahaha).
- Biaya mainan anak: Rp.____
- Biaya pakaian atau kebutuhan pribadi lain: Rp.____
8. Tabungan, investasi dan lainnya
- Infak / sedekah: Rp.____
- Biaya tak terduga: Rp.____ (untuk biaya beli kado atau semacamnya)
- Tabungan: Rp.____
- Investasi: Rp.____
Kesimpulan dan Penutup
Menyusun rincian pengeluaran rumah tangga bulanan itu, sebaiknya lakukan dengan hal-hal yang masuk akal. Untuk itu, kita perlu siapkan data real pengeluaran dulu, setidaknya sampai 3 bulanan.
Setelah itu, kita bisa menyusun rencana cash flow dengan detail seperti di atas. Sebisa mungkin susun dengan detail, agar lebih mudah mengontrol pengeluaran bulanan, serta mudah juga menganalisa dan mengevaluasinya.
Hal demikian itu penting, meskipun untuk keluarga yang keuangan masih terbatas kayak saya. Justru untuk yang duitnya atau pemasukan terbatas, wajib banget bikin rincian dengan detail.
Agar kalaupun belum bisa menabung, setidaknya bisa menghindari hutang, dan bisa lebih mudah berhemat, karena tahu poin mana yang bisa dihemat.
Semoga bermanfaat.
Sumber dan referensi: Opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
aku mencatat pengeluaran kayaknya pas udah mulai kerja, itupun karena aku penasaran kok duitku cepet habis. Jadi aku coba tuliskan pengeluarannya apa apa
Terus sempet juga beli dompet yang ada plastik bikin pos-pos gitu, kayaknya bertahan 2 bulan aja, selebihnya disimpen di ATM atau rekening digital. Karena bisa dibikin kategori pengeluaran atau pos pos budgeting juga
Lebih enak di aplikasi sebenarnya say, tapi nggak enaknya rawan kehapus, amannya sih pakai google sheet
Keren nih Kak sharenya, masih banyak yang butuh informasi mengenai topik ini. Btw, akan lebih keren jika endingnya diarahkan untuk ikutan Kelas Mahir Financial. Dibaca2 dulu deh informasinya ya…
Menarik tuh, kalau saya masih pakai cara sederhana sih, yang penting konsisten aja dulu 🙂