Lifestyle

Minimarket VS Warung, Pilih belanja di Mana?

Minimarket vs warung atau toko kelontong, kira-kira pada memilih belanja di mana ya?. Kalau saya lebih memilih belanja di minimarket, tentunya dengan beberapa alasan yang kuat.

minimarket-vs-warung
minimarket vs warung, pilih belanja di mana?

Bukan hanya punya alasan tertentu dalam memilih tempat belanja kebutuhan keluarga. Tapi juga dengan berbagai keuntungan yang saya dapatkan dari berbelanja tersebut.

Baca juga : Mixue Halal MUI Akhirnya Sah, Pelanggan Lega

Minimarket VS Warung, Saya Lebih Suka Belanja di sini!

Seperti yang saya tuliskan di atas, bahwa saya lebih suka atau lebih memilih belanja di minimarket, ketimbang di warung atau toko kelontong. Bukan karena gaya-gayaan, bukan juga karena tidak mendukung UMKM.

Hal ini dipengaruhi oleh sikap saya yang cenderung introvert, pengingat di otak minim banget. Serta pengennya mendapatkan barang yang terbaik, dengan harga seminim mungkin.

Ya gitu deh, hidup sebagai kaum mendang mending, dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Membuat saya harus ekstra memilih dalam membelanjakan uang.

Jadi kalau ada yang bilang, berbelanja di minimarket modern itu cuman gaya-gayaan. Apalagi gayanya, pakai gaya BPJS (Budget Paspasan Jiwa Sosialita). Kayaknya sangat tidak tepat deh.

Karena bagi saya, kadang eh bahkan seringnya, belanja di minimarket itu, karena duit saya terbatas, tapi maunya dapat barang murah dan bagus, hahaha.

Baca juga : Tips Agar Tidak Tertipu Promo Terselubung di Supermarket

Alasan Memilih Belanja di Minimarket VS Warung Kelontong

Terlepas dari tuduhan banyak orang, bahwa saya lebih memilih belanja di minimarket ketimbang di warung atau toko kelontong. Sebenarnya ada alasan tepat yang bikin saya memutuskan hal demikian.

minimarket-vs-warung
minimarket vs warung, pilih belanja di mana?

Adapun alasan terbesar mengapa saya lebih suka belanja di minimarket adalah:

1. Lebih suka cashless

Saya tipe orang yang boros, apalagi sejak punya anak kecil yang sudah bisa dimintain tolong beli sesuatu. Tingkat keborosan jadi meningkat, karena bisa dengan mudah terpengaruh bujuk rayu anak-anak minta jajan.

Karenanya, saya jarang nyetock uang cash yang banyak. Palingan cuman secukupnya buat beli kebutuhan mendesak, kayak beli air minum, gas dan semacamnya.

Untuk belanja, saya lebih suka menggunakan kartu saja, menghindari harus ambil uang berlebih dari ATM. Dan masalahnya adalah, hanya sedikit bahkan jarang banget ada warung yang bisa transaksi pakai kartu atau metode cashless lainnya.

Baca juga : Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Terbatas

2. Minimarket VS Warung, banyak promo diskonan

Berbeda dengan warung atau toko kelontong, yang meski beberapa barang lebih murah, tapi jarang banget adain promo. Di minimarket, sering banget diadakan promo diskon beberapa produk setiap minggunya.

Promonya juga nggak asal semua, beberapa produk sembako wajib bisa saya dapatkan dengan harga miring ketika promo diskonan. Misal, beras, minyak goreng, gula dan lainnya.

Harga promo tersebut, seringnya jauh lebih murah dari warung atau toko kelontong yang ada.

3. Barang lebih terjamin bersih dan tidak rusak

Ini adalah alasan paling mendasar juga buat saya untuk lebih memilih belanja di minimarket. Karena saya sering banget kecewa ketika berbelanja di warung atau toko kelontong.

Barang-barang yang ada di minimarket itu, jauh terlihat bersih dan baik kemasan maupun isi produk terjamin bagusnya. Sementara di warung atau toko kelontong, sering banget saya kecewa karena beberapa produk yang ada. Udahlah bungkusnya kotor penuh debu, bahkan ada beberapa yang digigit tikus.

Isinya juga sering rusak, meskipun masa kadaluarsanya masih lama. Entah rasanya jadi tengik, bahkan ada produk yang sudah jamuran, padahal tangga expired-nya masih lama.

Mungkin karena faktor penyimpanan yang kurang baik kali ya, misal suhu ruangan yang panas membuat barang-barang khususnya makanan jadi rusak.

4. Harga barang sudah tertera

Bagi orang yang lebih suka silent kayak saya, menghindari banget yang namanya interaksi nanya-nanya ke penjual. Selain saya kurang nyaman apalagi kalau penjualnya jutek *duh!, pun juga percuma saya nanya, abis itu saya lupa, hahaha. Jadi, saya sulit mengira-ngira, apakah belanjaan saya ini masih bisa terbayar totalnya atau enggak.

Berbeda dengan di minimarket, saya bebas melenggang mencari barang yang saya butuhkan, nggak perlu nanya penjual karena harganya udah tertera. Dan saya juga bisa mengira-ngira apakah belanjaan saya udah melebihi target atau enggak.

Baca juga : Kebiasaan Baik yang Bikin Hidup dan Keuangan Sehat

5. Minimarket VS Warung, pelayanan lebih ramah

Semua orang pasti lebih suka dilayani penjual dengan ramah, dan keramahan tersebut lebih sering kita dapatkan ketika belanja di minimarket modern.

Kalaupun ada yang melayani dengan jutek, lebih mudah untuk kita menegurnya, ketimbang berbelanja di warung. Seringnya, penjual di warung atau toko kelontong itu, ibarat orang yang nggak butuh duit, jutek minta ampun.

Hal ini juga termasuk pada pelayanan di kasir, di mana belanja di minimarket, antrian yang ada lebih tertib dan nyaman, karena kasir melayani sesuai antrian.

6. Lebih nyaman

Berbelanja di minimarket modern tentunya lebih nyaman, ada penyejuk ruangan, barang display diatur dengan rapi dan bersih. Bertolak belakang dengan di warung atau toko kelontong, yang seringnya lebih kecil dan barang yang didisplay lebih acak adut.

Baca juga : Es Teh Indonesia Somasi Protes Pelanggan

Saran Agar Warung atau Toko Kelontong Bisa Bersaing

Meski saya lebih suka belanja di minimarket modern, tapi bukan berarti saya tidak peduli dengan keberadaan UMKM. Karenanya menurut saya ada beberapa saran yang bisa dipakai untuk memajukan usaha jualan UMKM. Agar bisa bersaing dengan keberadaan minimarket modern yang semakin menjamur, di antaranya:

1. Utamakan keramahan

Duh ya, iya saya ngerti kalau jaga warung itu membosankan, tapi mbok ya kalau bosan tutup aja warungnya napa?. Iya nggak? Daripada jutekin pelanggan yang notabene membawa rezeki buat usaha warung atau toko kelontong kan ye.

Jadi, cobalah tiru usaha orang-orang Chinesse dalam berusaha, mereka selalu mengutamakan kenyamanan pelanggan. Nggak heran barang-barang jualan mereka tetap laku, meski harga di atas pasaran.

Karena pelanggan sangat suka dihargai dan dilayani dengan ramah ketika berbelanja atau mengeluarkan uang untuk membeli produk jualan tersebut.

2. Perhatikan kebersihan dan kualitas barang

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan oleh penjual di warung atau toko kelontong adalah, kebersihan dan kualitas barangnya.

Sebisa mungkin mengatur agar produk yang di-stock tidak terlalu lama keberadaannya di sebuah ruangan yang tidak layak disebut penyimpanan. Karena suhu ruangan juga amat sangat mempengaruhi kualitas barang, terutama jika yang dijual adalah bahan makanan.

Bukan hanya itu, keberadaan hewan yang menjijikan, seperti tikus, sebisa mungkin diperhatikan. Kalaupun tikus bisa masuk, sebisa mungkin barang yang digigit tikus segera dibuang.

3. Jika memungkinkan cobalah fasilitas cashless

Yang terakhir adalah, sebisa mungkin cobalah menggunakan fasilitas cashless. Di zaman sekarang teknologi sudah sangat berkembang, sehingga membuat semua orang mau nggak mau harus mengikuti kemajuan zaman, untuk bisa bersaing.

Termasuk dalam hal sistem pembayaran, di mana zaman sekarang tuh udah beragam cara pembayaran cashless yang bisa dipergunakan.

Baca juga : FOMO Adalah Fear of Missing Out dan Cara Mengatasinya

Kesimpulan dan Penutup

Pilihan orang untuk berbelanja di mana, apakah di minimarket vs warung atau toko kelontong, tentunya punya alasannya tersendiri.

Dan alasan-alasan tersebut, seharusnya bisa digunakan untuk para UMKM agar bisa berbenah. Sehingga pelanggan tidak bosan dan kapok berbelanja di warung atau toko yang biasanya merupakan UMKM. Tentunya hal ini juga menjadi faktor penentu bagaimana pelaku usaha UMKM bisa bertahan dan bersaing di era gempuran minimarket modern yang menjamur.

Sumber dan referensi:

  • Pengalaman pribadi
  • https://www.fastpay.co.id/blog/warung-vs-supermarket-ternyata-ini-lho-masing-masing-kelebihan-berbelanja-di-warung-dan-supermarket.html diakses 31 Maret 2023
  • https://www.sentrarak.com/plus-minus-belanja-di-minimarket-vs-warung/ diakses 31 Maret 2023

Gambar: Canva edit by Rey

Demikian artikel tentang pilihan belanja di minimarket VS warung serta keuntungan dan kerugiannya, semoga bermanfaat.

Rey

Blogger Surabaya, Mom of two boys

12 thoughts on “Minimarket VS Warung, Pilih belanja di Mana?

  • lendyagassi

    Keknya aku tipe fifty fifty.
    Kalo butuh item tertentu, cenderung warung. Misalnya telur, bumbu dapur, sayuran segar dan buah sampe nyicip gorengan anget yang baru digoreng.. nah ini prefer warung.
    Karena warung deket rumahku (beda 2 gang) melayani pesan antar dan bisa cashless.

    Kalo butuh kaya skincare, peralatan mandi, sabun cuci, nah.. ini di warung gak ada atau pilihannya gak banyak. Jadi ke mini market.
    Memang jatuhnya jadi lebih mahal, tapi biasanya seneng suka banyak promo.

    Reply
  • Katerina

    Aku sepakat dengan kelebihan belanja di minimarket, karena faktanya memang seperti itu. Tapi aku milih belanja di mini/supermarket, karena memang ga ada warung kelontong, adanya minimarket aja, atau supermarket, jadi ya gak nemu warung kelontong. Mesti keluar kawasan perumahan 😀

    Udah hampir 2 tahun ini aku lebih sering belanja ke minimarket secara online via App. Jadi lebih praktis dan nyaman lagi, ga pake keluar rumah dan milih-milih keliling rak, tinggal order dan nunggu dianter. Ini juga salah satu kelebihannya dari warung kelontong yg ga melayani pesan antar, apalagi dengan metode bayar serba mudah lewa VA.

    Reply
  • Wahyuindah

    Kalau aku tergantung mbak. Kadang harga barang di toko lebih murah dari di supermarket. Jadi belinya di warung. Kalau milih bersihnya dan lengkapnya ya milih supermarket. Tergantung sikon sih

    Reply
  • Annie NUGRAHA

    Idem dito Mbak Rey. Poin-poin di atas tuh juga alasan saya lebih memilih mini market untuk belanja. Terutama masalah cashless dan jaminan kualitas barang. Berasa banget kenyamanannya di dua hal ini.

    Di kompleks saya, meski mini market sudah berjejer. Kalo gak salah ada 6 unit dan itu gede-gede, tiga toko kelontong tetap eksis bertahun-tahun. Setidaknya selama saya 23 tahun tinggal di sini. Mereka ini mengisi “kekosongan mini market” yang tidak menjual barang tertentu. Biasanya barang lama yang sudah jarang di pasaran atau pengen beli satu jenama tertentu dalam sistem grosiran. Dan syukurnya mereka dah sadar untuk bisa cashless.

    Jadi terkadang saya belanja juga sih di warung kelontong.

    Reply
  • Fenni Bungsu

    Daku kemana aja sih bisa, Alhamdulillah.
    Yang penting itu adalah bersih, nyaman, dan produk yang daku cari ada. Soalnya pernah ke minimarket eh yang daku cari gak ada. Begitu juga sebaliknya

    Reply
  • Semoga ke depan para warung juga bisa cashless ya. Soalnya sering banget aku pengen belanja ke warung tapi pas nggak ada uang cash.

    Reply
  • Ada kalanya saya memilih keduanya, soalnya terkadang produk yang kita cari ada disalah satu tempat itu hihiii🤩

    Reply
  • Utie adnu

    Kalau aku ada sebagian yg beli di mini market dan warung dekat rumah .. karena ingin memajukan tetangga ekonomi juga, karena klo terjadi sesuatu tetangga yg menolong, jadi hmpir rata2 kbutuhan rumah aku di warung sih kak…

    Reply
  • rezkypratama

    saya tim minimarket, karena lebih cepet dan bisa cashless.
    btw paling enak bisa bayar pakai qris

    Reply
  • Maria Soemitro

    Sama, saya juga lebih suka pakai cashless dan gak pernah ambil ambil cash banyak karena jadi boros
    Karena itu sedih banget pindah ke Bandung coret ini karena jauh dari ATM dan gak ada minimarket
    Sementara warung, ya seperti kata Mbak Rey, mereka gak peduli barang kadaluwarsa

    Reply
  • tahun 90an keberadaan toko kelontong amat sangat membantu, bahkan aku yang masih SD udah bisa berangkat sendiri buat beli jajan hahaha.Dan tahun segitu tokonya udah lengkap banget
    lahh kok di era sekarang, makin banyak mini market, dan jadinya aku seringnya ya ke mini market. Kadang kalau lewat toko langganan waktu aku kecil, jadi flashback lagi.
    dan aku liat ada beberapa toko yang sepi karena persaingan dengan minimarket

    Reply
    • Sedihnya tuh udahlah persaingan makin ketat, tapi pelayanan di warung-warung jarang ditingkatkan, padahal itu bisa jadi nilai tambah yang minim biaya loh sebenarnya.
      Saya selalu keki setiap kali belanja di warung kelontong, yang jualan juteknyaaaaa, hiks

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Don`t copy text!