Biaya Renovasi Rumah yang Fix, Cara dan Tips Menghitungnya!
Biaya renovasi rumah biasanya ditentukan dengan mengikuti arahan maupun penawaran dari pihak pemborong. Tapi sebenarnya sebagai pemilik, kita bisa loh menghitung anggaran biaya fix yang dibutuhkan.

Tentunya hal ini akan menghemat anggaran yang harus dikeluarkan, dan juga dibutuhkan jika kita melakukan renovasi rumah secara mandiri, bukan borongan.
Pentingnya Menghitung Biaya Renovasi Rumah yang Fix
Menghitung anggaran yang kita butuhkan untuk renovasi rumah itu penting, karena membantu kita untuk hal-hal berikut ini:
1. Agar bisa menyiapkan biaya renovasi rumah yang cukup sampai selesai
Biaya atau anggaran adalah hal yang paling utama dalam melakukan sebuah perbaikan rumah. Dan sebaiknya, biaya keseluruhan disiapkan sebelum proyek dimulai.
Dengan menghitung anggaran fix yang dibutuhkan untuk renovasi rumah, kita bisa mengetahui apakah anggaran yang kita punyai, cukup untuk kebutuhan renovasi tersebut.
2. Untuk mencegah pengeluaran biaya yang tidak penting dan boros
Dengan mengetahui berapa anggaran renovasi rumah yang fix, bisa mencegah pengeluaran yang tidak penting. Tentunya hal ini akan menguntungkan kita, karena bisa menghemat pengeluaran-pengeluaran yang tak perlu.
3. Untuk mencegah proyek renovasi rumah terbengkalai karena kehabisan dana
Yang paling penting adalah, dengan menghitung biaya renovasi rumah secara fix sejak awal, akan mencegah terjadinya proyek renovasi yang terbengkalai dikarenakan kekurangan dana.
Berbeda dengan pembangunan rumah, renovasi rumah sangat riskan akan ketidak nyamanan jika waktu pelaksanaannya harus molor karena dana yang kurang.
Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah yang Fix
Lalu gimana sih cara menghitung anggaran renovasi rumah yang fix secara mandiri?. Berikut step by step yang harus dilakukan:

1. Tentukan bagian rumah yang akan direnovasi
Hal pertama yang harus dilakukan, tentunya menentukan bagian rumah mana yang akan direnovasi. Apakah haya per bagian rumah. Misal, dapur, kamar mandi, kamar dan semacamnya.
Atau mungkin renovasi total besar-besaran pada rumah lama.
Jika sudah menentukan bagian mana saja yang butuh direnovasi, maka bisa dilakukan untuk tahap selanjutnya.
2. Buatlah disain dan gambar kerja bagian renovasi tersebut
Langkah berikutnya adalah menentukan disain dan membuat gambar kerja untuk bagian yang akan direnovasi. Untuk bagian ini, kita bisa melakukan secara mandiri dengan mencontek ide-ide yang ada di media sosial atau semacamnya.
Setelah disainnya ditentukan, berikutnya adalah membuat gambar kerjanya. Jika tidak familier dengan kegiatan menggambar, maka bisa menggunakan jasa drafter atau semacamnya.
3. Survey bahan dan harganya
Setelah ada gambar kerja, berikutnya adalah melakukan survey bahan yang dibutuhkan beserta harganya. Bisa dengan mendatangi beberapa toko bahan bangunan atau semacamnya.
4. Survey biaya pekerja
Setelah mengetahui harga bahan, berikutnya adalah survey biaya pekerja. Kita bisa mencari biaya tenaga pekerja tersebut dengan bertanya ke orang-orang yang mungkin baru saja menggunakan jasa pekerja.
Atau bisa juga bertanya di forum-forum sejenis di media sosial atau semacamnya.
5. Buat time schedulle pelaksanaan
Langkah selanjutnya adalah membuat time schedulle atau jadwal pelaksanaan pekerjaan. Ini penting dan sangat mempengaruhi jumlah biaya renovasi rumah kita. Karena berkaitan dengan biaya pekerja dan kondisi cuaca yang bisa menghambat pekerjaan.
Sebagai pertimbangan, pilihlah waktu renovasi rumah di musim kemarau, agar pelaksanaannya tidak terkendala hujan atau semacamnya.
Pertimbangkan juga dengan lokasi rumah yang akan direnovasi, jika berada di sebuah kompleks perkampungan yang padat, dengan akses terbatas. Sebaiknya pilih waktu pelaksanaan renovasi yang tidak bertepatan dengan orang-orang banyak melakukan hajat. Agar akses keluar masuk bahan bangunan tidak terganggu.
6. Mulai menghitung biaya renovasi rumah yang fix
Setelah semuanya siap, barulah kita bisa memulai perhitungan anggaran renovasi rumah yang dimaksud. Untuk ini ada beberapa jenis biaya yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Biaya material
Untuk biaya material dihitung berdasarkan kebutuhan bahan dari pekerjaan renovasi rumah yang dibutuhkan. Misal, kita hendak merenovasi kamar mandi, maka material yang dibutuhkan meliputi:
- Semen
- Pasir
- Keramik
- Batu bata
- Perlengkapan kamar mandi seperti, kloset, pipa, kran air, jet shower, floor drain, washtafel dan lain sebagainya, sesuai kebutuhan
- Material finishing seperti cat dan lainnya.
Bagaimana cara menentukan jumlah kebutuhannya?. Kita bisa mencari tahu dari beberapa artikel yang membahas cara menghitung kebutuhan material bahan bangunan untuk sebuah area bangunan.
b. Biaya pekerja / tukang
Untuk biaya pekerja, terdiri dari:
- Tukang
- Pembantu tukang atau pekerja kasar
Kedua pekerja di atas mempunyai keahlian yang berbeda, sehingga biayanya juga berbeda. Tukang lebih mahal ketimbang pekerja karena punya keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh pekerja biasa.
Biasanya tukang bekerja dengan dibantu 2 pekerja atau lebih.
c. Biaya tak terduga
Selain biaya material dan pekerja, jangan abaikan juga biaya-biaya pengeluaran tak terduga lainnya. Misal, biaya yang membengkak karena cuaca, harga material yang naik, atau hal-hal lainnya.
Biasanya, biaya ini direncanakan sebesar 20-25 % dari total biaya keseluruhan.
Membandingkan Biaya Renovasi Rumah Perhitungan Sendiri dengan Biaya Borongan
Jika sudah bisa menghitung kebutuhan anggaran dari renovasi rumah secara fix dan detail. Kita bisa membandingkan dengan biaya penawaran borongan dari jasa kontraktor atau pemborong.
Biasanya, penawaran jasa seperti itu menghitung biaya berdasarkan luas bangunan yang akan dikerjakan sesuai dengan perhitungan rencana mereka.
Jika kita sudah mengetahui anggaran yang fix untuk pekerjaan renovasi rumah, dan memutuskan untuk memakai jasa pemborong. Tentunya kita bisa memberikan negosiasi yang masuk akal.
Kesimpulan dan Penutup
Ketika hendak melakukan renovasi rumah, sebaiknya kita bisa mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan secara fix dan detail. Untuk itu, kita bisa memulai dengan menghitungnya sendiri terlebih dahulu.
Cara menghitungnya juga mudah, bisa dengan menentukan bagian rumah mana yang hendak direnovasi. Lalu membuat gambar kerja, survey harga material dan pekerja ataupun tukang. Lalu membuat time schedulle hingga akhirnya bisa menghitung semua kebutuhan biaya yang dibutuhkan.
Setelah mengetahui berapa sih dana renovasi rumah yang dibutuhkan secara detail. Tentunya kita bisa membandingkan dengan penawaran borongan dari jasa kontraktor atau semacamnya.
Dan jika ingin memakai jasa tersebut, kita bisa memberikan negosiasi yang lebih baik, sehingga biaya renovasi rumah yang kita keluarkan masih dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Sumber:
- Pengalaman pribadi
- https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/gayahidup/tips-dan-estimasi-biaya-renovasi-rumah diakses 06 Maret 2024
- https://www.medcom.id/properti/tips-properti/GbmMJ93b-jangan-salah-begini-cara-hitung-biaya-renovasi-rumah-biar-gak-jebol diakses 06 Maret 2024
Gambar : Canva edit by Rey
saudara saya kemarin renovasi dengan nambah kamar satu, orangnya kurang detail cuma buat gambaran kasar gk ada sistem rancangan anggaran pembelanjaan khusus, sampai desain yang agak berantankan masih. Eh 2 bulan bocor kapok dong. belum lagi arah jendela yang tidak mempertimbangkan intesitas cahaya matahari jadinya pagi2 panas banget karena salah prediksi. padahal udah habis puluhan juta tapi feel nya kayak main rumah-rumahan. wkwk
Memang paling pas pakai arsitek sih, khususnya buat orang awam, atau mau hemat, bisa coba disain sendiri berbekalkan googling.
Sekarang, banyak kok web yang membahas cara menghitung rencana anggaran pembangunan rumah, setidaknya hitungan kasar aja, jadi punya bayangan seperti renovasi yang diinginkan dan berapa kira -kira biayanya 🙂
Sebelumnya saya baca blog yang satu lagi. Cuma karena pakai wordpress ya akhirnya saya komen di sini saja. Hehe